Konsep
seluler mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh perusahaan Bell
Telephone di Amerika, yang sebelumnya menggunakan pemancar berdaya pancar besar
dan ditempatkan di daerah yang tinggi dengan antena yang menjulang. diubah
menjadi pemancar berdaya kecil. Setiap pemancar ini dirancang hanya untuk
melayani daerah (disebut wilayah cakupan) yang kecil saja, sehingga disebut
sel. Dari sini , sistem komunikasinya lalu disebut dengan sistem komunikasi
seluler (cellular).
Dalam
sistem seluler prinsipnya, kanal-kanal yang berupa frekuensi yang sama dapat
digunakan secara berulang-ulang di sel-sel
tertentu pada jarak antar sel tertentu pula, melaui pertimbangan yang matang
sehingga pengaruh interferensinya (saling ganggu bertumpang tindih) dapat
diabaikan. Penggunaan frekuensi yang sifatnya berulang ini dalam sistem seluler
dinyatakan dengan sel berbentuk heksagonal yang mempunyai tanda huruf atau
dapat juga berupa tanda angka yang sama.
Pemancar
di setiap sel disebut stasiun induk (Base Station), yang sering
disingkat dengan BTS (Base Transceiver Station) atau RBS (Radio Base Station). Pesawat teleponnya
yang dapat ditaruh di saku sehinga dapat dibawa ke manamana disebut pesawat
bergerak ‘mobile station’ yang disingkat MS, atau mobile phone, yang istilah
populernya di media massa disebut handphone dengan singkatan populer “HP”, Istilah
lazim untuk di Indonesia adalah ‘ponsel’, singkatan dari ‘telepon seluler’.