Dalam
sistem GSM, ponsel pengguna berkomunikasi dengan telepon lainya melalui
subsistem yang disebut BSS (Base Station Subsystem) . BSS ini merupakan
pengatur jalur transmisi radio antara ponsel dengan sentral telepon GSM yang
disebut MSC (Mobile Station Center).
BSS
mencakup BTS (Base Transceiver Station) dan BSC (Base Station Controler)
. BSC merupakan pembantu MSC yang menangani ponsel yang akan berpindah kanal
dari BTS satu ke BTS lainnya ketika ponsel tersebut bergerak keluar dari batas
jangkauan sel BTS satu ke batas jangkauan sel milik BTS lainnya, yakni pindah
sel atau pindah kanal frekuensi.
Istilahnya
disebut “hand-over”
(pindah penanganan). Dengan demikian BSC ini mengendalikan beberapa BTS. Ada
BTS yang memiliki lokasi fisik yang sama dengan BSC, ada pula BTS yang terpisah
jauh dengan BSC-nya. Perlu diketahui bahwa sistem seluler sebelum GSM tercipta,
seperti pada AMPS misalnya, pindah kanal (pindah sel atau pindah BTS) yang
istilahnya disebut “hand-off” langsung ditangani oleh MSC (sentral
telepon), sehingga MSC memiliki pekerjaan terlalu berat.
Dari
penjelasan ini diagram blok system GSM dapat diilustrasikan seperti Gambar
11.4. Apabila subsistem BSS menangani komunikasi jalur radio (komunikasi
melalui udaraa0 antara ponsel dengan sentral teleponnya yang disebut dengan
MSC, maka hubungan selanjutnya antara MSC dengan sentral telepon kabel
(misalnya PT TELKOM) atau pun MSC lainnya, baik MSC milik perator yang sama
atau milik operator lainnya (misalnya dari MSC milik PT INDOSAT ke MSC milik PT
TELKOMSEL atau PT EXELCOMINDO, ditangani oleh subsitem yang disebut dengan
Network Switching Subsystem (NSS).
Selain
menangani penyakelaran percakapan antara sistem GSM dan jaringan luar lainnya,
NSS juga menangani BSC dalam subsistem radio, dalam hal tanggung jawabnya untuk
meng-atur dan menyediakan akses keluar bagi beberapa basis data pelanggan.
Jelasnya, MSC merupakan bagian inti di dalam NSS, yang mengendalikan lalu
lintas komunikasi di antara semua BSC. Ada tiga basis data yang yang dimiliki
NSS, yakni Home Location Register (HLR), Visitor Location Register (VLR), dan
Authentication Center (AUC).
HLR
merupakan basis data di MSC yang menyimpan informasi pelanggan dan informasi
setiap pengguna yang berlokasi dan terdaftar dalam sistem GSM di kota tempat
MSC tersebut berada. Setiap pelanggan sistem GSM memang memiliki sauatu
identitas yang disebut International Mobile Subscriber Identity atau disingkat
dengan IMSI. Identitas berbentuk angka-angka ini digunakan untuk
mengidentifikasi tempat atau lokasi pengguna terdaftar di suatu MSC, misalnya
Yogya-karta, Jakarta, Semarang atau kota lainnya.
Sementara
itu, basis data lainnya yang bernama VLR merupakan basis data yang berfungsi
menyimpan informasi pelanggan yang sifatnya sementara, dan IMSI setiap
pelanggan yang menjelajah dan mengunjungi wilayah sebuah MSC, yang bukan MSC
tempat ia didaftar pertama kalinya oleh operator. Contoh pelanggan yang
tedaftar di MSC di Jakarta sebagai lokasi rumahnya (home location) ketika
bepergian ke Yogyakarta, maka MSC di Yogyakarta akan ber-posisi sebagai MSC
yang di-kunjungi, atau dengan kata lain, pelanggan tersebut merupakan pendatang
bagi MSC di Yogyakarta.
VLR
ini dihubungkan dengan beberapa MSC dalam cakupan wilayah geografi layanan yang
dimiliki oleh operator GSM yang bersangkutan. Ketika seorang pelanggan yang
menjelajah atau bepergian ini tercatat di MSC yang dikunjunginya, maka MSC
tersebut akan mengirim informasi yang diperlukan ke HLR pelanggan yang sedang
mengunjunginya.
Dampaknya
adalah setiap percakapan ke ponsel yang sedang menjelajah dapat dirutekan
secara tepat melalui PSTN, oleh HLR pesawat tersebut, sehingga perhitungan
tarif teleponnya dapat disesuaikan. Semakin jauh meninggalkan rumahnya,semakin
tinggi tarif percakapannya, kecuali operator memprogram lain.
Basis
data yang ketiga dinamai “AuC”, yakni basis data yang benar-benar dilindungi
oleh operator, karena ia dipakai untuk menangani otentikasi (identitas) dan
kunci-kunci enkripsi (pengacakan bit-bit komunikasi untuk menghindari
penyadapan telepon) bagi setiap pelang-gannya, baik di HLR maupun VLR.
AUC
memiliki berisi sebuah register yang disebut Equipment Identity Register (EIR)
yang mengidentifikasi telepon-telepon genggam yang telah dicuri orang (berdasar
laporan pelangan ke operator teleponnya), maupun diubah dengan tidak sah, yang
mengirimkan data identitas yang tidak sesuai dengan informasi yang telah
disimpan dalam HLR maupun VLR. Dengan cara ini, maka permintaan komunikasi oleh
sebuah ponsel dapat saja dilayani atau tidak dilayani oleh operator karena
masuk dalam daftar hitam di sistemnya.
Subsistem
GSM yang ketiga disebut: Operation Support Subsystem (OSS), sesuai dengan
namanya, yakni system operasi pendukung layanan. Setiap OSS menangani satu atau
beberapa pemeliharaan operasi atau Operation Maintenance Center (OMC) yang
digunakan untuk memantau dan memelihara kinerja setiap ponsel (MS), BS, BSC dan
MSC . fungsi OMC ini di antaranya adalah untuk :
..
Menangani kerja /memelihara perangkat keras telekomunikasi dan operasi
jaringan;
..
Mengatur semua prosedur penghitungan biaya telekomunikasi (billing system);
..
Mengatur semua ponsel yang berada dalam sistem.
Dalam
setiap sistem GSM, OMC-lah memiliki kewenangan untuk mengatur berbagai
parameter BTS dan prosedur penghitungan biaya percakapannya, juga memberikan
kemampuan kepada operatornya untuk menentukan kinerja dan kemampuan setiap
ponsel milik para pelanggan atau penggunanya.